Pernah saya ngobrol dengan salah seorang pegawai, saat itu ketika sedang berkendara beliau cerita. “orang seperti saya ini, kalau sudah tua, punya anak, walaupun si anak masih kecil, baru TK, kami ini orang tua sudah jauh banget memikirkan nanti anak mau jadi apa”. Saya kemudian membalas “ya bapak mungkin sudah mencoba memahami apa yang anaknya suka, hobi, minatnya di mana, bakatnya bagaimana, berikan dukungan, dan mencari pengetahuan tentang semua itu”. beliau menimpali
“Iya kalau mas memang masih belum dalam kondisi seperti bapak, pikirannya masih bisa kemana-mana, semua masih bisa ditanggung orang tua. Kenyataan di dunia kerja nggak semudah anak kecil ngobrol bebas tentang hobi, minat, bakat. Kita kerja itu nggak bisa selamanya nurutin itu semua, realita sekarang mengharuskan untuk mencari kerja sesuai dengan peluang yang ada, jika hanya nurutin minat bakat tadi akan tersingkirkan”. beliau melanjutkan “saya dulu sukanya musik, pernah waktu masa sekolah ikut ekstra musik, ada perkumpulan band sendiri, saya ikut, trus waktu mau kuliah, ditanya mau ke jurusan apa? saya bilang jurusan musik, dan dibilang ‘trus nanti kalau mau lulus jadi pengamen di jalanan gitu hah?’ nah dari situlah akhirnya saya berpikir lagi, cari jurusan lain yang peluang kerjanya bagus, gajinya besar”.
Saya berpikir, setiap program kuliah pastinya akan memberikan pendidikan yang sebaik mungkin dan peluang pengembangan diri lebih baik. Jika dengan dosen S2 atau S3 setara profesor hanya akan menghasilkan lulusan setara pengamen, jurusan musik sepertinya tidak akan laku, bangkrut, dan bahkan lebih dari itu, tidak akan didirikan jika pada akhirnya tidak mampu digunakan sebagai tempat mengembangkan dan meningkatkan potensi diri.
Jangan berbicara tentang suatu hal jika kamu tidak mengetahui dengan pasti tentang hal itu
. Sama seperti ketika anda menyatakan bahwa suatu produk itu jelek, payah, dan tidak berguna, padahal anda sendiri tidak pernah mencoba atau setidaknya mencaritahu lebih lanjut tentang produk tersebut.
Selain itu, menuruti keinginan lingkungan sekitar yang pada dasarnya masa bodoh dengan hal baru dan cenderung berprasangka buruk terhadap hal yang bahkan tidak ingin dimengerti secara pasti, akan mengantarkan kepada kehancuran potensi diri. bekerja bukan karena minat dan keinginan, melainkan kebutuhan agar bisa hidup, uang merenggut potensi diri dan pada akhirnya, bekerja adalah untuk dan demi uang.
Leave a Reply